Rabu, 02 Desember 2009
10 Sungai Terpanjang Di Dunia
3. Sungai YANGTZE/CHANG JIANG (China) = 6300 km.
4. Sungai MISSISSIPPI (Missouri, Amerika Utara) = 6275 km.
5. Sungai YENISEI-ANGARA-SELENGA (Rusia & Mongolia) = 5539 km.
6. Sungai KUNING/HUANG HO (China, Benua Asia) = 5464 km.
7. Sungai OB - IRTYSH (Eropa dan Asia) = 5410 km.
8. Sungai KONGO (Afrika) = 4700 km.
9. Sungai AMUR (Eropa dan Asia) = 4444 km.
10. Sungai LENA (Rusia, Benua Eropa) = 4400 km.
Kamis, 19 November 2009
MASIH ADAKAH "NASIONALISME" ITU DIHATI KITA...?
BUDAYA
Sebagai salah satu bangsa yang besar dan bermartabat, sudah sepantasnyalah kita memberikan apresiasi yang penuh terhadap orang-orang terdahulu kita. Kepada merekalah kita harus memberikan penghargaan setinggi-tingginya, itu patut kita persembahkan karena atas jasa-jasa beliau para pahlawanlah kemerdekaan dapat diraih. Hal itu juga yang di perjuangkan mereka-mereka para pahlawan dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati memberikan ”warisan budaya”. Budaya rela berkorban merupakan salah satu warisan yang tidak bisa diukur dengan materi semata dan sepatutnyalah kita sebagai generasi penerus menjadi ahli wari dalam meneruskan perjuangan tersebut guna lebih memupuk jiwa nasionalisme yang lebih tinggi dalam mengisi kemerdekaan di era sekarang. Sudah barang tentu warisan ini adalah warisan yang memberikan kita bekal yang kuat dalam menjunjung nilai-nilai moral dan martabat suatu bangsa.
Sebagai salah satu contoh warisan tersebut adalah ”nasionalisme”. Terpikirkankah oleh mereka? Para pejuang masa penjajahan dahulu dalam mempertahankan kemerdekaan harus memilih-milih dahulu, Siapakah Kamu? Sukumu Apa? Agamamu Apa? Berasal Dari Golongan Mana? Sudahlah tentu pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan dibuang jauh-jauh manakala kita sudah sejengkal lagi berhadapan dengan penjajah yang bermental kolonial terhadap bangsa dan negara yang kita cintai ini, Mengapa?, karena hal-hal seperti tersebut dianggap sangat mengganggu serta menghambat rasa tekad bulat dalam mengusir penjajah serta akan merusak akar-akar sebuah nilai nasionalisme yang mutlak harus dijunjung tinggi.
Bagaimanakah kabar ”Budaya Nasionalisme” bangsa dan negara kita sekarang ini ?
Kemanakah ”nasionalisme” negara kita ini yang dulu selalu diagung-agungkan bahkan dijadikan sebagai ”sebuah pusaka” yang maha dahsyat dan ampuh dalam membentengi bangsa terhadap gelombang penjajahan ?
Sebuah pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sebagai warga negara dengan jujur, arif dan bijaksana sehubungan dengan kondisi bangsa & negara kita sekarang ini. Sebagai warga negara sekaligus ahli waris terhadap budaya pendahulu-pendahulu kita, tentu harus arif dan bijak terhadap kondisi-kondisi yang sudah ada sekarang ini. Sangat ironis memang bilamana pelbagai budaya positif bangsa ini mulai tergerus dengan globalisasi yang membawa sendi-sendi negatif dan amat tajam mengancam jati diri bangsa ini. Budaya bangsa yang selayaknya menjadi filter dan tulang punggung bangsa akan terkikis begitu saja dimakan oleh zaman.
Sudah selayaknyalah kita dianggap bangsa besar dengan menghargai warisan budaya nasionalisme para pejuang dalam mempertahankan harkat dan martabat bangsa dan negara ini. Pantas para pejuang dahulunya rela berkorban harta, nyawa dan keluarga demi keutuhan nilai-nilai nasionalisme yang para mereka anggap sebagai senjata yang maha ampuh dan sakti dalam melawan keangkuhan kolonialisme yang merajalela pada saat itu.
Sudahkah kita sebagai generasi penerus memiliki rasa ”nasionalisme” yang tinggi layaknya para pendahulu kita yaitu para pejuang-pejuang tersebut ?
Sebuah pertanyaan yang memiliki makna dan harapan yang sangat besar terhadap warga negara indonesia saat ini. Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat menggugah kita masing-masing untuk saling mengetuk sanubari dan hati kecil kita yang paling dalam. Hal tersebut sesekali memang perlu di pertanyakan mengingat mulai lunturnya nilai-nilai nasionalisme pada diri generasi sekarang. Kurang memaknai dan minim pemahaman terhadap semangat nasionalisme adalah sebagian dari salah satu sebab kenapa mental dan jiwa nasionalisme generasi sekarang semakin merosot.
Maka dari itu renungkanlah sejenak, tanyakanlah pada hati dan pikiran, masih adakah rasa ”nasionalisme” itu pada diri kita...?
EKONOMI
Sektor ini sangat berpengaruh bagi kemajuan suatu bangsa. Bangsa atau negara bisa dianggap maju dengan tolak ukur ekonomi yang kuat dan tangguh. Tetapi bagaimana cara agar ekonomi yang kuat tersebut memperkuat rasa nasionalisme juga bukan malah sebaliknya kalau ekonomi tersebut menjadi benalu dalam jiwa serta semangat nasionalisme.
Kita tengok sejenak apa peristiwa yang terjadi dinegara kita pada 11 tahun yang silam tepatnya pada bulan Mei 1998?
Sebuah peristiwa bersejarah kelam bagi bangsa yang besar dan komplek ini. Sejarah dimana akan menorehkan memori yang amat dalam di hati segenap rakyat Indonesia. Teramat pedih sejarah tersebut untuk dilupakan begitu saja, terutama bagi tonggak-tonggak perekonomian kita. Itulah awal era dimana ekonomi kita mulai terseok-terseok dihantam krisis yang paling ditakuti oleh segenap bangsa yang terkenal dengan keaneka ragaman status soial.. Bangsa kita layaknya seseorang yang terserang penyakit akut dan kronis yang datang secara tiba-tiba dan serba mendadak.
”Sang Dolar” yang menjadi raja dari alat perekonomian dunia dengan sombongnya mengobrak-abrik nilai ”Sang Rupiah” yang menjadi kebanggaan di tuan rumah yaitu bangsa Indonesia. Sang rupiah (Rp) yang sempat menembus Rp. 15.000/US$ semakin memporak – porandakan sendi-sendi perekonomian kita. Sampai-sampai dengan harga dollar yang melejit tersebut, aspek-aspek negara kita ini satu-persatu mulai mulai merasakan dampaknya. Beberapa contoh dampak sektor riil pada saat itu adalah :
- Laju ekspor kebeberapa negara pada merosot tajam.
- Angka pengangguran semakin meningkat akibat PHK massal.
- Harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat akibat imbas dari naiknya harga Bahan Bakar Mesin (BBM) yang memang pada saat itu sangat menjadi ketergantungan pada sektor industri.
Sedikit demi sedikit namun pasti dari komponen negeri yang paling tinggi yakni negara sampai ke komponen negara yang paling rendah yakni rakyat jelata merasakan imbas dari krisis ekonomi ini.
Dasar-dasar perekonomian pada saat itu diperlukan bertahan atau hancur sama sekali untuk mengatasi permasalahan bangsa ini. Pemikiran-pemikiran cemerlang pada saat itu sangat diharapkan untuk sedikit meredam gejolak yang semakin gencar terhadap pendapatan negara kita. Hal tersebut belum termasuk beban hidup rakyat menengah ke bawah yang semakin tertekan dengan harga-harga kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat dan melonjak. Tidak heran pada saat itu semua penghuni negara ini bertanya pada diri sendiri secara mendalam......Akan bangkrutkah negara kita ini kelak? Sebuah penggalan pertanyaan yang sangat miris di telinga rakyat sebuah negara yang dulunya mengalami kejayaan di bidang pangan dan agro atau bidang lain yang menjadi dasar penopang perekonomian kita.
KEPEMIMPINAN
Berkembangnya dan majunya suatu negara sangat bergantung kepada warga negara itu sendiri termasuk sosok pemimpin yang mempunyai kapabilitas, kapasitas, loyalitas dan personalitas yang tinggi dalam memimpin warga negaranya. Kemajemukan suatu bangsa sangat membutuhkan tangan-tangan terampil dan cekatan dalam menangani permasalahan negara dan itu sangat memerlukan suatu kemampuan yang lebih agar tidak sedikitpun merugikan sesuatu pihak manapun atau sebaliknya.
Melihat sejarah pemimpin bangsa negara yang kita cintai ini, tentunya tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang telah ditorehkan oleh pemimpin-pemimpin kita tersebut. Hal yang demikian sangat perlu kita maklumi karena setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Tetapi bukan berarti dengan perbedaan gaya kepemimpinan tersebut, lantas jati diri bangsa diabaikan begitu saja. Sungguh sangat ironis bilamana seorang pemimpin lebih dominan ”idealisme” pribadi dari pada mementingkan sebuah ”idealisme” bangsa dan negara.
Sebuah naluri kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi harus menjadi tameng dasar bagi pemimpin negara yang besar seperti bangsa Indonesia ini. Suatu bangsa yang sangat membutuhkan rasa solidaritas negara yang kuat walaupun negara kita memiliki penghuni yang berada pada perbedaan agama, suku, bahasa dan budaya yang beragam. Sosok pemimpin bagaimanakah yang akan menjadi sosok yang tepat untuk negara kita ini? Sebuah pertanyaan yang memiliki peranan penting terhadap kondisi yang ada di negara kita ini. Jawaban yang tepat adalah sosok yang mampu bekerja keras dan tekat yang bulat untuk menjadikan ”perbedaan-perbedaan” diatas berada dalam satu wadah yaitu ”nasionalisme”. Karena hanya dengan rasa nasionalisme yang tinggi maka persatuan dan kesatuan warga negara bangsa kita ini bisa terwujud, walupun di sana terdapat perbedaan suku, agama, dan budaya diantara mereka masing-masing.
SOSIAL
Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa kita memiliki rasa sosial yang sangat beragam, dari yang berkehidupan dikota maupun di pedesaan. Hal ini dipengaruhi oleh keberagaman semua sisi yang berada di negara kita. Nilai-nilai sosial masih kental karena budaya yang masih dipegang oleh masyarakat Indonesia, itu karena mereka memegang tradisi yang diwariskan dari pendahulu mereka. Kehidupan sosial dinegara kita masih sangat memprihatinkan karena masih adanya jurang pemisah antara dua kehidupan sosial yang berbeda. Hubungan sosial yang erat antara dua hubungan atau lebih seyogyanya menguatkan ikatan nasionalisme yang tinggi akan berubah kenyataannya karena kondisi hubungan sedemikan rupa kurang terpatri di segenap masyarakat kita di Indonesia.
Mengambil contoh yang sederhana dari sebagian besar hubungan sosial antara si Kaya dan si Miskin di negara kita ini. Sebuah realita sosial yang sangat-sangat jelas patut membukakan mata kita. Sebuah hubungan perbedaan yang mestinya menjadi satu kesatuan yang saling membutuhkan dan memupuk persaudaraan, itulah sumber dimana suatu rasa kebersamaan akan menjadi cikal bakal suatu rasa nasionalisme yang begitu tinggi di tingkat bawah yakni masyarakat. Mungkin pada awalnya kita akan bertanya-tanya kepada diri kita sendiri, segitu besarkan rasa kebersamaan di tingkat bawah akan memupuk rasa nasionalisme secara menyeluruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jawaban ”ya” adalah jawaban satu-satunya yang masuk akal, mengapa demikian? Sebuah niat yang besar berawal dari niat kecil yang akhirnya bermuara dan berujung pada berkembangnya ke semangat yang lebih besar. Nah disinilah semangat nasionalisme yang besar akan terpupuk dari niat yang mulia dari hubungan terkecil seperti di atas yaitu hubungan antara si miskin dan si kaya, pengusaha dan karyawan serta tidak kalah penting adalah hubungan sosial antara pemimpin dan yang dipimpin.
Hubungan baik di tingkat yang lebih bawah akan memberi pengaruh positif pula terhadap hubungan sosial di tingkat yang lebih tinggi pula. Hubungan yang positif dan mengarah ke persatuan dan kesatuan bangsa ini akan semakin mempererat hubungan dan semakin erat hubungan sosial tersebut maka akan terjalin pula rasa nasioanalisme yang sangat tinggi terhadap keutuhan dan kekuatan suatu bangsa dan negara.
Senin, 16 November 2009
Senin, 09 November 2009
GAJAH
Setelah berkali kali tersungkur, dia tidak lagi berani berjalan bila ada rantai di kakinya.
Waktu sudah dewasa, bila ada rantai di kakinya, maka gajah itupun tidak akan berani berjalan lagi. Padahal badan nya sudah berubah besar dan tenaganya hebat, dan pasti rantai itu tidak akan mampu menahannya.
Sang gajah tidak berani mencoba berjalan lagi, karena dalam ingatannya dia akan tersungkur bila mencoba. Di otaknya ada rantai. Kakinya bisa dengan mudah merdeka, tetapi jiwanya terantai.
*** Kita dibentuk oleh rantai2 kaki dalam hidup kita. Keyakinan orang2 sekeliling kita, adat istiadat kita, ajaran dan pendidikan kita, menjadi rantai pengatur hidup kita, dan kita tidak perduli lagi walau itu telah usang, dan tidak benar lagi pada saat ini.
Setiap manusia berada pada penjara pengalamannya sendiri. Ketakutan dan kekhawatiran dan pembatasan terjadi karena kita terbentuk oleh masa lalu kita. Kita telah ditakdirkan berada didalam penjara jiwa kita.
Yang tidak kita sadari adalah pintu penjara sebenarnya telah lama bisa dibuka, gemboknya sudah terbuang, tetapi kita tidak lagi pernah mencoba membuka pintu itu, dengan asumsi bahwa kita pasti tidak mampu membukanya karena dulu kita tidak pernah mampu membukanya. Kita salah, seperti juga sang gajah. Sudah waktunya kita keluar dari penjara kita. Sekarang.
TIKUS BERTENAGA HARIMAU
Setelah menjadi kucing, tikus ini merasa bangga dan dia menjadi kucing jagoan. Sampai akhirnya ketemu dengan anjing galak yang ditakutinya.
Tikus ini menghadap lagi pada Tuhan : "oh Tuhan ternyata kucing itu lemah sekali ... coba jadikanlah aku anjing yang paling besar supaya aku bisa aman hidup di dunia ini". Dan Tuhan baik untuk menjadikannya anjing yang paling kuat (rottweiler kali ya ...)
Maka si tikus yang jadi anjing sekarang paling jagoan di kampung itu ..... tapi waktu dia jalan-jalan ke hutan, dijumpainya harimau besar yang sangat mengerikan .... dia lari pontang-panting.
Dalam doanya si tikus berkata "sekali lagi Tuhan ... tolong saya, jadikan aku sebagai raja hutan. jadikan aku harimau supaya aku bisa mengalahkan semua binatang lain".
Tuhan menjawab : "Hai Tikus... selama hatimu tikus, sekalipun... badan jasmani kamu, status kamu, menjadi sebesar kucing, anjing, harimau atau apapun ....? keberanianmu tetaplah tikus. Lebih baik kamu berdoa supaya sekalipun badanmu tikus, tetapi hatimu sekokoh harimau.... sehingga sekalipun badanmu tikus, engkau tetap tidak akan ketakutan terhadap apapun".
Dalam kehidupan ini terkadang kita seperti tikus tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki kita selalu ingin menjadi seperti orang lain, selalu iri dengan setiap kesuksesan dan keberhasilan orang lain sementara kita tidak pernah bercermin diri. kita ingin sama dan sukses seperti lainnya kita berdoa setiap hari, Tuhan berikan aku ini, berikan aku itu, tetapi daya juang kita hanyalah sebesar kekuatan tikus. setiap menghadapi masalah langsung mundur teratur... kita berharap yang luar biasa tetapi tetap melakukan hal yang biasa. "Mengharap hasil yang luar biasa dengan tetap melakukan hal biasa adalah suatu kegilaan" Pilihan ditangan kita.... Mau seperti tikus namun berhati seteguh harimau ? atau.... seperti harimau berhati tikus.
Senin, 19 Oktober 2009
WAGE RUDOLF SUPRATMAN (W.R. SUPRATMAN)
KELEMAHAN ATAU KEKUATAN
Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya. Lantas ia menemui sang guru; “Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6 bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja”. Gurunya hanya menjawab singkat “Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan” Ia tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun yang semahir dia dalam menggunakan jurus tsb.
Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis & minder, ia menuruti permintaan sang guru & mereka berangkat ke ibukota.
Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan mudah ia bisa menjatuhkan & mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final. Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil memenangkan pertandingan.
Dalam perjalanan pulang, sembari membahas & mengevaluasi pertarungannya, sang anak bertanya kembali “Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?”
Sang Sensei tersenyum & berkata; “Muridku, cara bertarung setiap orang adalah unik, tergantung dari kekuatan & kelemahannya. Praktisi beladiri perlu mempelajari berbagai teknik & jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan & kelemahannya dan akhirnya memilih teknik & jurus yang sesuai, yaitu teknik2 yg memanfaatkan kekuatanya dan menutupi kekurangan atau bahkan mengubahnya sebagai kekuatan”.
“Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus & teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu paling cocok bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu”.
Kadang orang mengira bahwa kekurangannya merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yg memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal-hal yang mustahil ia lakukan dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya. Dan orang-orang yang juara adalah orang-orang yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan juga berhasil menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan. Percayalah selalu akan rencana & rancanganNya.....
Sabtu, 10 Oktober 2009
Masjid - Masjid Penuh Mukjizat...
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" [QS. Al- Fushshilat]
1000 Hari Sebelum Meninggal
Tanda 100 Hari Sebelum Meninggal...
Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini cuma saja mereka sadar atau tidak.
Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.
Tanda ini rasanya lezat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik di hati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini.
Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa sembarang manfaat.
Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
"Tanda 40 hari sebelum hari mati"
Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Bahagian pusat kita akan berdenyut- denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arash Allah SWT. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita, antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan- akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.
"Tanda 7 hari"
Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan, secara tiba-tiba ia berselera untuk makan.
"Tanda 3 hari"
Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan, maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan- lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bagian ujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan- lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.
"Tanda 1 hari"
Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di kawasan ubun- ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.
"Tanda akhir"
Akan terjadi keadaan di mana kita akan merasakan sejuk di bagian pusat dan rasa itu akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah Syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.
Sesengguhnya mengingati mati itu adalah bijak...
Jumat, 09 Oktober 2009
Mukjizat Diantara Runtuhan Gempa Bumi Di Padang
"Bahkan saya tidak pernah tidur. Saya takut kalau saya tertidur saya akan mati. Karena saya saat itu sudah merasa ada yang akan membawa. Makanya saya berusaha untuk terus terjaga," ujar Sari yang ditemui di Ruang Perawatan 1B Rumah Sakit Tentara Reksodiwiryo, Jalan Proklamasi, Jumat (2/10).
Sari bisa dibilang mendapatkan keajaiban. Dia menjadi satu korban selamat dari reruntuhan bangunan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Prayoga di Jalan Veteran, Padang. Selain dia, dosennya bernama Suci Revika Wulan Sari (25) juga selamat. Namun Sari berhasil dikeluarkan lebih dulu dari balik reruntuhan.
Sari berhasil dievakuasi petugas penyelamat sekitar pukul 11.30 WIB. Bersama Suci dan empat rekan satu kuliahnya, Sari terjebak di bawah tangga menuju ke lantai tiga Kampus STBA Prayoga. Sebelumnya, Sari yang tercatat sebagai mahasiswa Semester 3 Jurusan Sastra Inggris, sedang mengikuti perkuliahan Listening 3, di ruang kelas yang berada di Lantai III.
Ketika gempa mengguncang, satu kelas yang berisi 25 orang mahasiswa plus Suci yang menjadi dosen, langsung berhamburan menuju tangga turun. Sari sendiri bersama Suci dan empat rekannya, merupakan kelompok yang terakhir turun. Setibanya di lantai dua, tiba-tiba tangga beton yang barusan mereka lewati ambruk menimpa mereka.
"Waktu itu semuanya panik. Saya juga panik dan ingin cepat turun. Tapi karena semua berebut ingin duluan, kami akhirnya jadi kelompok yang terakhir turun," ujarnya menceritakan kembali situasi yang dialami saat gempa berlangsung.
Reruntuhan tangga beton itu langsung membuat mereka luka berat. Listrikpun tiba-tiba mati, sehingga ruangan menjadi gelap gulita. "Waktu itu saya tidak tahu apa teman-teman saya masih hidup atau tidak, karena gelap. Hanya saya bisa mendengar suara Ibu Suci merintih kesakitan ada di dekat saya," ujarnya.
Beton-beton itu menghimpit keras, karena mendapat tekanan berat dari lantai empat yang juga ikut runtuh. Sari sendiri merasakan kakinya terhimpit benda berat di bagian lutut ke bawah, sehingga tidak bisa digerakkan. Sedangkan di bagian pahanya, dia merasakan ada satu tubuh temannya yang terbaring tak bergerak.
"Saat itu saya tidak merasakan sakit. Yang ada hanya cemas dan rasa takut mati. Saat itu pula saya langsung bertekad tidak boleh mati. Saya harus hidup," tuturnya.
Sari berada di balik reruntuhan selama lebih kurang 42 jam. Selama itu pula, dia menguatkan diri untuk tetap hidup meski tidak ada makan dan minum. Sari mengaku tidak pernah putus harapan. Dia yakin akan ada tim penyelamat yang datang mengevakuasi mereka. Inilah yang membuatnya cukup berbesar hati dan yakin tidak akan mati.
"Rabu tengah malam itu saya mulai yakin kalau teman-teman saya yang lain meninggal, karena mereka tidak lagi ada yang bersuara, bahkan tidak lagi ada yang bergerak. Termasuk sosok yang terbaring di atas paha saya, tidak bergerak lagi dan terasa dingin. Hanya Ibu Suci yang kadang-kadang masih saya dengar ada gerakannya sedikit-sedikit, berarti Ibu Suci masih hidup," katanya.
Meski tidak ada makan dan minum, namun harapan Sari untuk hidup menjadi makin besar, ketika dia mendengar suara ketukan-ketukan pada reruntuhan bangunan yang menimpa mereka. Sari sadar bahwa ketukan itu berasal dari tim penyelamat yang berusaha menggali reruntuhan. Karena itu pula, dia berusaha untuk tetap menjaga matanya agar tidak tertidur.
"Sebenarnya saat itu saya ingin sekali tidur. Rasanya akan sangat nyaman kalau tertidur. Tapi saya tahu saya akan mati kalau sampai tertidur. Makanya saya juga selalu mengingatkan Ibu Suci agar tidak tertidur. Saya selalu bilang 'Bu, jangan tidur' atau dia saya panggil-panggil terus dalam jangka waktu tertentu supaya jangan sampai tertidur. Saya ingin selamat, dan saya juga tidak ingin Ibu Suci yang saya tahu masih hidup akhirnya mati seperti teman-teman saya," tuturnya.
Sari mengaku tidak pernah kehilangan semangat untuk tetap bertahan hidup, karena dia sadar tim penyelamat akan bekerja ekstra keras untuk mengeluarkan mereka dari balik reruntuhan. Dan harapan itu akhirnya menjadi kenyataan, ketika Jumat (2/10) pagi, sebuah lubang menganga di bagian atasnya yang dibuat tim penyelamat. Meski belum bisa dikeluarkan dari balik reruntuhan karena beton yang menghimpitnya sangat berat dan besar, namun sudah ada anggota TNI yang mengevakuasi yang bisa berkomunikasi dengannya melalui lubang tersebut.
"Waktu saya melihat cahaya masuk tanda ada lubang yang terbuka, saya langsung coba teriak minta tolong walau sudah tidak kuat lagi untuk berteriak. Tapi ternyata suara saya terdengar, karena saya kemudian mendengar ada orang yang berteriak 'ada yang masih hidup' di atas lubang," kenangnya.
Ketika lubang diperbesar, akhirnya tim penyelamat bisa berkomunikasi dengannya, walau belum bisa dikeluarkan dari balik himpitan semen beton. Seorang petugas penyelamat langsung menanyakan namanya. Setelah menyebutkan nama, Sari pun langsung minta air minum dan roti.
"Saya lapar dan haus sekali. Makanya begitu ada yang menemukan saya, langsung saja minta air sama roti," ujar Sari dengan wajah ceria, sambil terbaring di ranjang rumah sakit.
Setelah mengetahui indentitasnya, tim evakuasi langsung mengumumkan kepada warga yang berkerumun, dan meminta keluarganya datang ke lubang untuk berkomunikasi dengan Sari, orangtua laki-laki Sari langsung maju dan mendekati lubang. Saat itu, Sari kembali mengajukan permintaan roti dan air minum.
"Rasanya saya benar-benar dapat mukjizat karena ternyata Sari masih hidup di balik reruntuhan itu. Saya langsung minta keluarga yang lain mencarikan roti dan air minum. Karena Sari minta saya untuk tidak jauh-jauh darinya," ujar ayah Sari, Sofyan Virgo (62) yang ditemui saat menemani anaknya di RST Reksowidiryo Padang, Jumat (2/10) sore kemarin.
Sofyan yang tinggal di Jalan Kampung Nias III Nomor 4 C ini mengaku, sebenarnya saat itu dia sudah tidak berharap banyak anaknya itu akan selamat, mengingat reruntuhan bangunan yang kehancurannya begitu parah. "Saya sebenarnya sudah pasrah dan tidak berharap banyak. Lihat saja, bangunan empat lantai jadi satu, dan anak saya ada di dalamnya. Makanya ini benar-benar mukjizat," tuturnya dengan wajah berbinar bahagia.
Sementara Kiki (54), tante Sari yang juga ikut menemani di rumah sakit, menyebut Sari merupakan anak yang kuat dan selalu ceria. "Lihat saja, walau baru saja berhasil dievakuasi, ternyata dia masih tetap ceria, masih tetap cerewet dan banyak cerita," ujarnya tersenyum.
Bahkan Sari tetap ceria, ketika dokter yang merawatnya menyarankan untuk mengamputasi kaki kanannya yang cedera berat akibat terhimpit beton dalam waktu cukup lama. Kaki kananya di bagian betis terlihat sedikit menciut, dan belum bisa digerakkan.
Menurut Sofyan menirukan penuturan dokter yang merawat, darah di kaki Sari sudah membeku karena terlalu lama terhimpit, sehingga bisa mengakibatkan kondisi yang lebih buruk. Namun dokter juga mengatakan, opsi amputasi bisa dihindari jika keluarganya bisa mendapatkan obat pengencer darah, sehingga darah beku yang ada di kakinya bisa mencair dan darah kembali mengalir normal.
"Tidak mungkin dia diamputasi, apalagi dia anak perempuan. Bahkan kata dokter, bisa saja kedua kakinya yang diamputasi karena kondisi kedua kakinya tidak jauh berbeda. Makanya sekarang kami sedang berusaha mencari obat pengencer darah itu," ujar Sofyan.
Sari memang bisa dibilang sangat beruntung. Karena sampai sekitar pukul 18.00 WIB kemarin, Suci, dosennya yang sama-sama terkubur di balik reruntuhan baru bisa dikeluarkan dari balik reruntuhan, sama dengan Sari, Suci juga dilarikan ke RS Tentara Padang.
Hanya saja, petugas penyelamat berusaha menguatkan hatinya, dengan terus mengajaknya berkomunikasi. Bahkan anggota TNI sengaja membawa radio komunikasi (HT) ke balik reruntuhan, agar Suci bisa berkomunikasi dengan orangtua dan suaminya yang selalu setia menunggu di luar. Tim penyelamat sendiri memang memprioritaskan mengeluarkan Suci yang masih hidup, agar bisa segera mendapatkan perawatan medis. (Tribun Pekanbaru/nanang/hengki_Kompas.com)
Rp. 20.000,- dari Emak Nurdianah
Sebuah pertanyaan standar, sebab kami mengira bahwa Ibu tua itu hendak meminta bantuan untuk korban gempa. Namun ternyata kami salah karena ia datang justru untuk memberi bantuan, "Emak mau kasih bantuan, tolong disampaikan kepada para korban gempa. Melihat kalian yang muda-muda ini bekerja, sebenarnya emak ingin menjadi relawan. Tapi emak sudah tua, emak nggak kuat lagi, sudah nggak kuat lagi," ujar Emak Nurdianah bersemangat.
Emak Nurdianah mengaku lahir tahun 1938, mendatangi posko ACT menitipkan uang dua puluh ribu rupiah untuk disalurkan kepada para korban gempa. Padahal ia sendiri pun salah satu korban gempa di Kota Padang yang mengguncang tanah Sumatera 30 September 2009 lalu. Lebih dari 600 orang menjadi korban jiwa, belum termasuk lima ratusan lainnya yang belum ditemukan hingga hari ke -6 pasca gempa, mereka tersebar di beberapa titik seperti Tandikek dan Sicincin. Sedangkan pengungsi mencapai ratusan ribu, tersebar di seluruh Sumatera Barat.
"Emak terharu melihat kalian, datang dari jauh untuk membantu tempat emak. Sebagai orang Minang, emak merasa harus pula membantu tanah emak sendiri, emak tidak mau kalah sama kalian. Dulu emak ini pejuang, angkat senjata. Sekarang emak sudah tidak sanggup bekerja berat. Emak cuma bisa titip ini," sambil menyerahkan uang digenggamannya kepada Romi, salah seorang relawan.
Ketika Romi hendak membuatkan tanda terima, Mak Nur menolak dengan halus, "Tak perlulah catatan macam itu, cukup Allah saja yang mencatatnya. Emak hanya minta doakan, tahun ini emak naik haji agar dilancarkan sampai kembali lagi ke sini ya." sebuah permintaan sederhana yang sudah pasti semua relawan yang ada di Posko saat itu serempak mendoakan, "semoga dilancarkan mak, insya Allah mabrur" Boleh jadi haji Mak Nur sudah diterima Allah bahkan sebelum ia bertamu ke rumah Allah nanti.
"Sekali lagi terima kasih, kalian anak-anak muda, jaga kesehatan ya biar lebih lama di tanah kelahiran emak, biar lebih banyak orang yang bisa dibantu." Emak Nur pun pamit pergi meninggalkan posko sambil memeluk satu persatu relawan yang ada di posko, beberapa relawan perempuan pun tak luput mendapat ciuman hangat bak seorang ibu yang tengah mengalirkan energi cinta kepada anak-anaknya. Jelas pelukan hangat Mak Nur memberi energi lebih kepada para relawan untuk menjalankan misi kemanusiaan tanpa kenal lelah. Semakin kami sadar bahwa di belakang kami terdapat orang-orang yang terus menopang segala pengorbanan di lokasi bencana.
Dua puluh ribu rupiah yang dititikan Mak Nur rasanya sangat bernilai tinggi bagi kami yang diamanahkan untuk meneruskannya kepada para korban gempa. Sebuah kehormatan bagi segenap relawan ACT yang mendapat amanah bernilai luhur dari seorang Mak Nur. Sungguh, titipan dari sejuta Mak Nur di belahan bumi pertiwi yang tak dapat kami berjumpa satu persatu merupakan amanah tertinggi yang wajib kami panggul secara terhormat di pundak ini. Terima kasih Mak Nur, dua puluh ribu rupiah milik Mak Nur menambah semangat kami. (actforhumanity.or.id)
AWASSS...!!! ADA BOM WAKTU di DUSUN JANGANASEM
Semburan lumpur Lapindo yang sudah berlangsung selama tiga tahun tanpa pemulihan kondisi korban seakan tidak membuat jera pemerintah maupun perusahaan Migas. Tidak jauh dari wilayah semburan dan desa-desa yang ditenggelamkan telah dilakukan pemasangan jaringan pipa distribusi gas yang dilakukan oleh PT. PGN.
Dusun Janganasem desa Trompoasri yang terletak di kecamatan Jabon, Sidoarjo, kini menerima giliran pemasangan. Tanpa bisa menunjukkan surat ijin dan persetujuan dari warga yang dilintasi jaringan pipa, pihak perusahaan telah melakukan pemasangan sejak bulan Februari 2009. Tidak hanya itu, beberapa bulan sebelumnya, Agustus 2008, mobilisasi pipa ternyata sudah dilakukan.
Jalan utama dusun Janganasem yang dipasang jaringan pipa gas dibagian tengahnya, digunakan sekurangnya 3.000 jiwa warga dusun ini. Minimal 800 jiwa yang terdiri dari 400 anak-anak dan 400 orang dewasa, akan selalu berada dalam resiko besar setiap saat. Jalan yang sama setidaknya juga dilewati ribuan warga dari 10 warga desa lain. Sungguh tidak terbayangkan jumlah warga akan hidup dalam resiko besar ledakan pipa gas yang tidak dapat diketahui hingga kapan.
Kejadian ledakan pipa gas 22 November 2006 akibat pergerakan tanah di wilayah semburan merupakan hal yang paling ditakutkan oleh warga. Pemasangan yang kini masih terus berlanjut meski warga sudah meminta penghentian tidak menyurutkan langkah perusahaan. Pada 4 Juni 2009, Militer dan Polri dalam jumlah berlipat dari jumlah warga yang berupaya menghentikan proyek pemasangan, sangat nampak tidak bisa berbuat banyak untuk melindungi warga.
‘Saat kami minta perusahaan menunjukkan ijin, mereka tidak bisa melakukannya’ , ujar Fadholy. Ia juga menambahkan bahwa segala upaya telah dilakukan oleh warga untuk bisa terhindar dari resiko keberadaan gas yang hanya berjarak 2 meter dari rumah mereka. ‘Kami meminta jalur distribusi ini dipindahkan dari jalan utama dan tidak di wilayah permukiman’, kata Fadholy warga Janganasem ini menegaskan.
Pada tanggal 29 April 2009, Bupati Sidoarjo pernah menyampaikan bahwa sebelum ditandatangani ijin dan disetujuinya proyek ini, masalah dengan warga seharusnya sudah diselesaikan. Namun, inilah praktek pembangunan di negeri ini, proyek berjalan meski warga menolaknya.
Selain resiko besar yang menjadi ketakutan warga dusun Janganasem, saat ini pelaksanaan proyek sudah sangat mengganggu warga yang biasanya menggunakan jalan di dusun Janganasem karena peralatan dan pengerjaan proyek yang hampir menutup seluruh jalan. Beberapa saluran irigasi sudetan untuk sawah juga terganggu akibat pemasangan pipa ini. Berpuluh hektar sawah yang bergantung dengan jaringan irigasi dipastikan tidak akan mendapatkan debit air seperti semula.
WALHI yang menurut kesaksian warga saat berdialog dengan pimpinan lapangan proyek di polsek Jabon pernah dicatut namanya telah memberikan rekomendasi telah dibantah oleh Direktur Eksekutif WALHI Jawa Timur saat menemui warga pada bulan Mei 2009. ‘Tidak benar itu, WALHI tidak pernah memberikan rekomendasi proyek-proyek apapun, apalagi ini proyek migas yang selalu tidak menempatkan keselamatan dan kesejahteraan warga sebagai bagian penting usahanya’, tegas BC Nusantara.
Ia juga menegaskan, ‘Bupati harus bisa tegas untuk melindungi dan menyelamatkan warganya, tidak benar kalau warga dibiarkan sendiri menghadapi tekanan besar dari perusahaan’. Kejadian semburan lumpur lapindo yang hanya berjarak beberapa desa semakin meluas dampaknya kepada warga Janganasem. Meski tidak secara langsung, namun jaringan distribusi gas merupakan proyek yang sama mengenai eksploitasi gas di perut bumi Sidoarjo.
Puluhan warga Dusun Janganasem berencana mengadukan masalahnya kepada wakil rakyat di gedung DPRD Sidoarjo pada Senin, 8 Juni 2009. ‘Semoga di masa akhir tugas anggota dewan, mereka bisa benar-benar menunjukkan bakti dengan membela keselamatan kami,’ ujar Fadholy penuh harap. (sumber : http://www.walhi.or.id/)
Kamis, 08 Oktober 2009
BUNG TOMO (SUTOMO)
Bung Tomo Saat Berorasi |
KI HAJAR DEWANTARA (SUWARDI SURYANINGRAT)
MASA MUDA DAN AWAL KARIR
AKTIFITAS PERGERAKAN
AlS IK EENS NEDERLANDER WAS (Jika Saya Seorang Belanda)
- "Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya".
TAMAN SISWA
PENGABDIAN PADA MASA INDONESIA MERDEKA
Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959.
(wikipedia)
Rabu, 07 Oktober 2009
Selasa, 06 Oktober 2009
NYEBUT
Orang2 segera berkerumun menolong mang Usep, tukang sayur kesayangan mereka. Kondisi mang Usep sangat parah. Darah meleleh di sekujur tubuhnya. Nampaknya ajal sudah dekat.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
ANAK YANG PINTAR
Ada seorang Aceh dari kabupaten Pidie, menulis surat ke anaknya yang ada dipenjara Nusa Kambangan karena dituduh terlibat GAM (Gerakan Aceh Merdeka).
Bunyinya: "Hasan, bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula, siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun jagung ini?"
Eh, anaknya membalas surat itu beberapa minggu kemudian.
"Demi Tuhan, jangan cangkul itu kebun, saya tanam senjata di sana," kata si anak dalam surat itu.
Rupanya surat itu disensor pihak rumah tahanan, maka keesokan harinya setelah si bapak terima surat, datang satu peleton tentara dari kota Medan. Tanpa banyak bicara mereka segera ke kebun jagung dan sibuk seharian mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si bapak tulis surat ke anaknya.
"Hasan, setelah bapak terima suratmu, datang satu peleton tentara mencari senjata di kebun jagung kita, namun tanpa hasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?"
Si anak kembali membalas surat tersebut,
"Sekarang bapak mulai tanam jagung aja, kan udah dicangkul sama tentara, dan jangan lupa ngucapin terima kasih sama mereka."
Pihak rumah tahanan yang menyensor surat ini langsung pingsan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
NIKAH
Suzy menyampaikan hasrat hatinya kepada bapanya untuk menikah dengan Robert, Jejaka pilihannya yang juga adalah tetangga dan teman sepermainannya sejak kecil.
Suzy: "Ayah, Robert melamar saya. Kami mau nikah".
Ayah: "Apa? Tidak boleh! Kamu boleh menikah dengan siapa saja kecuali Robert".
Suzy: "Tapi mengapa?"
Ayah: "(Separuh berbisik) Karena Robert sebenarnya adalah abangmu. Tapi, jangan beritahu ibumu ya!"
Terkejut dengan jawaban itu, Suzy pergi kepada ibunya.
Suzy: "Ibu, Ayah melarang saya menikah dengan Robert".
Ibu: "Tak usah dengar kata ayah kamu itu. Kamu boleh nikah dengan siapa yang kamu suka termasuk Robert".
Suzi: "Tapi kata ayah, Robert itu abang saya. kakak beradik kan tak boleh nikah".
Ibu: "(Separuh berbisik) Hmmm.... Ayah kamu pun tak tahu kamu bukan anaknya".
Suzy: "Haaaaaa!!??!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
NENEK ANI
Nenek Ani dirawat di rumah sakit. Menurut dokter, asmanya sudah semakin parah hingga perlu dipasang saluran oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, anaknya memanggilkan Pak Mudhin (tukang do'a) agar di doakan. Sedang asyik Pak Mudhin berdoa, tiba-tiba muka nenek Ani berubah membiru seolah-olah tidak bernafas. Tangannya menggigil. Dengan menggunakan bahasa isyarat nenek Ani minta diambilkan kertas dan alat tulis. Sisa-sisa tenaga yang ada digunakan oleh nenek Ani untuk menulis sesuatu dan memberi kertas tersebut kepada Pak Mudhin.
Sambil terus berdoa Pak Mudhin langsung menyimpan kertas tersebut tanpa membacanya kerana pikirnya dia tidak sanggup membaca surat wasiat tersebut didepan Ani. Tak lama kemudian nenek Ani meninggal dunia. Pada hari ketujuh meninggalnya nenek Ani, Pak Mudhin diundang untuk datang kerumah Ani.
Selesai memimpin do'a, Pak Mudhin berbicara, "Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum nenek Ani yang belum sempat saya sampaikan, yang pasti nasehat untuk anak cucunya semua. Mari kita sama-sama membaca suratnya".
Pak Mudhin membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi :
"Mudhin jangan berdiri di situ...! Jangan injak selang oksigen aku..!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
BARANG SELUNDUPAN
Seorang Palestina bernama Mahmud hendak melintasi pos perbatasan Israel - Palestina. Dia bersepeda dan membawa dua tas besar di pundaknya.
Tentara Israel segera memerintahkan dia berhenti,
"Pinggirkan sepedamu itu. Saya ingin bertanya, apa isi kedua tas itu?"
"Pasir," jawab Mahmud.
Tentara Israel tidak percaya begitu saja. Mereka membongkar kedua tas itu dan benar mereka menemukan pasir didalamnya. Akhirnya mereka melepaskan Mahmud dan membiarkan dia melintasi perbatasan menuju wilayah Israel.
Keesokan harinya, kejadian yang sama berulang kembali. Tentara Israel menghentikan Mahmud dan bertanya,
"Apa yang kamu bawa?"
Mahmud menjawab, "Pasir."
Tentara-tentara itu memeriksa dengan teliti kedua tas itu dan tetap menemukan benda yang sama, pasir.
Kejadian yang sama berulang kali terjadi hingga tiga tahun lamanya. Akhirnya, Mahmud tidak muncul lagi dan tentara Israel itu menjumpainya sedang bersantai ria di luar kota Yerikho.
"Hei, kamu yang suka bawa pasir," tegur tentara Israel itu.
"Saya menduga kamu selama ini membohongi kami saat melintas perbatasan. Tapi saya selalu menemukan pasir di dalam tasmu. Selama tiga tahun, saya sepertinya menjadi gila, tidak bisa makan atau tidur memikirkan apa yang kamu selundupkan. Baiklah, ini di antara kita berdua saja! Saya mau tanya, apa sih yang kamu selundupkan tiap hari selama tiga tahun ini?"
Mahmud menjawab dengan kalem, "SEPEDA!"
NYONTEK
Ayah Tono: "Apa buktinya kalau anak saya nyontek...?"
Ayah Tono: "Lha, jawaban kan bisa saja sama karena si Tono kan juga belajar sebelum ulangan".
Kepsek: "Ya, bisa saja sama. Tapi coba dong Bapak lihat Pertanyaan ke 2 : Dimana R.A. Kartini dilahirkan? Kedua-duanya menjawab, DI JEPARA".
Ayah Tono: !!!!!......?????
GALI SUMUR
Dadang seorang sunda asli bekerja di tempat haji Nasir seorang pemuka Betawi. kebetulan saat itu adalah musim kemarau yang panjang. Sumur haji Nasir sudah kering kerontang, mau tidak mau si Dadang wajib menggali untuk mendapatkan air bersih. waktu makan siang sudah tiba.
" Dang, makan dulu terus sholat dhuhur..!!!" kata haji Nasir
" Tarrrajeeee Pak Hajiiiii...." katanya.
Haji Nasir pergi untuk makan dan sholat. setengah jam lagi dia datang ke sumur yang baru di gali.
" Makan dulu Dang.....!!!" katanya
" Taaaarrraaajeee Pak Haji" seru Dadang
Haji nasir heran dan bergumam,
"Kuat banget nih anak, nggaak rugi gue memperkerjakan die.."
Satu jam kemudian pak haji menengok kerjaan Dadang, dan berkata hal yang sama. jawaban Dadang demikian juga.
Bedug ashar udah kedengaran, Si Dadang belum juga keluar dari sumur.
" Dang udah hampir Ashar nih...!!!" Seru Pak Haji.
TAk kedengaran suaranya sekarang. Haji Nasir melongok ke lubang. DADANG PINGSAN..............
Buru-buru diangkat si Dadang dengan bantuan warga kampung situ. setelah sabar dengan wajah dongkol dadang marah-marah ke haji Nasir.
" Pak Haji Pengin Mbunuh saya yaa.. ????"
" LAh Lu gimana sih di minta makan Ntar aje... Ntar aje ...."
" Bukan ntaar aje pak Haji... Taraje (tangga dalam bahasa Sunda) " jawab Dadang dongkol............
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
HARI JUM'AT
Sepasang pengantin baru mengalami gangguan kesehatan. Setelah diperiksa dengan teliti, dokter menyimpulkan hal itu disebabkan frekuensi hubungan seks yang terlalu tinggi buat mereka.
Dokter :"Sebaiknya untuk sementara kalian batasi dulu kegiatan seks kalian, tiga kali saja seminggu, apalagi sebentar lagi memasuki bulan puasa. Untuk memudahkan mengingat, saya sarankan untuk melakukan hubungan intim hanya pada hari yang berawalan dengan S, yaitu Senin, Selasa dan Sabtu."
Tapi yang namanya pengantin baru, sang suami rupanya tidak kuat juga menahan gejolak nafsunya. Sehingga pada malam ketiga puasa si suami mendekati istrinya yang sudah tidur. Kemudian ia mencumbu istrinya sampai terbangun.
Istri : "Iiih Mas gimana sih, kan udah dibilangin sama dokter, Mas inget ngga ini hari apa?" tanya si istri.
Dengan singkat si suami menjawab : "Sum-at."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SKANDAL SEORANG DOKTER
Seorang lelaki yang kebetulan seorang dokter muda, merasa sangat tidak enak dengan apa yang telah terjadi.
Ia pulang ke rumah dengan wajah suntuk. Setibanya di rumah, ia merebahkan diri di ranjang dan pikirannya kacau. Lalu ia mendengar suara dalam kepalanya berkata,
"Sudahlah, nggak usah terlalu dipikirkan. Skandal dokter berhubungan intim dengan pasiennya terjadi di mana-mana. Jadi kamu nggak usah kuatir."
Lelaki tersebut mencoba untuk setuju, tapi apa yang telah terjadi pagi itu terbayang kembali dan perasaan tidak enak muncul lagi. Ia membalikkan badan dan mendengar lagi suara dalam kepalanya,
"Nggak usah kuatir, orang sudah mulai terbiasa dengan skandal hubungan seksual antara dokter dan pasiennya." Lelaki itu mulai rileks dan perasaannya berangsur-angsur membaik................
Ketika tiba-tiba suara lain dalam kepalanya berkata, "Tapi masalahnya kamu kan DOKTER HEWAN..."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SAMA UMUR
Sudah lama Budi naksir cewek yang tinggal dikampung sebelah. Ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Cewek itu menerima cinta Budi dengan sepenuh hati, meski "proklamasi cinta" Budi dilakukan di gang sempit pinggir selokan. Sayang, kisah-kasih di selokan itu tidak berjalan mulus.
Orang tua si gadis keberatan karena Budi belum bekerja. Namun keduanya pantang menyerah. Bahkan, setelah beberapa bulan menjalin kasih, Budi memberanikan diri melamar. Ia menemui ayah si gadis.
"Pak, kami sudah saling cinta, maka kami akan menikah. Kapan saya boleh menikahi anak bapak?" kata Budi.
Ayah si gadis jelas menolak. Namun untuk berkata terus terang, ia tidak sampai hati. "Begini Nak Budi. Bukan saya keberatan, tapi tunggulah saat yang tepat. Saat ini umur anak saya 20 tahun, umur Nak Budi 24 tahun. Jadi, tunggulah sampai umur kalian sama", kata si bapak.
Kontan saja si Budi langsung Pingsan...
Senin, 05 Oktober 2009
RANAH MINANG BERDUKA
Jumat, 02 Oktober 2009
Tjoet Nja' Dhien (atau Cut Nyak Dhien)
Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi nama Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Namun, keberadaannya menambah semangat perlawanan rakyat Aceh. Ia juga masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap. Akibatnya, Dhien dibuang ke Sumedang. Tjoet Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.
KEHIDUPAN AWAL
Cut Nyak Dhien dilahirkan dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar, wilayah VI Mukim pada tahun 1848. Ayahnya bernama Teuku Nanta Setia, seorang uleebalang VI Mukim, yang juga merupakan keturunan Machmoed Sati, perantau dari Sumatera Barat. Machmoed Sati mungkin datang ke Aceh pada abad ke 18 ketika kesultanan Aceh diperintah oleh Sultan Jamalul Badrul Munir. Oleh sebab itu, Ayah dari Cut Nyak Dhien merupakan keturunan Minangkabau. Ibu Cut Nyak Dhien adalah putri uleebalang Lampagar.
Pada masa kecilnya, Cut Nyak Dhien adalah anak yang cantik. Ia memperoleh pendidikan pada bidang agama (yang dididik oleh orang tua ataupun guru agama) dan rumah tangga (memasak, melayani suami, dan yang menyangkut kehidupan sehari-hari yang dididik baik oleh orang tuanya). Banyak laki-laki yang suka pada Cut Nyak Dhien dan berusaha melamarnya. Pada usia 12 tahun, ia sudah dinikahkan oleh orangtuanya pada tahun 1862 dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, putra dari uleebalang Lamnga XIII. Mereka memiliki satu anak laki-laki.
PERLAWANAN SAAT PERANG ACEH
Pada tanggal 26 Maret 1873, Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Perang Aceh pun meletus. Pada perang pertama (1873-1874), Aceh yang dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Machmud Syah bertempur melawan Belanda yang dipimpin Johan Harmen Rudolf Köhler. Saat itu, Belanda mengirim 3.198 prajurit. Lalu, pada tanggal 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah pimpinan Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman dan membakarnya. Cut Nyak Dhien yang melihat hal ini berteriak:
Ketika Ibrahim Lamnga bertempur di Gle Tarum, ia tewas pada tanggal 29 Juni 1878. Hal ini membuat Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda.
Teuku Umar, tokoh pejuang Aceh, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak. Namun, karena Teuku Umar mempersilakannya untuk ikut bertempur dalam medan perang, Cut Nyak Dien akhirnya menerimanya dan menikah lagi dengan Teuku Umar pada tahun 1880. Hal ini membuat meningkatnya moral semangat perjuangan Aceh melawan Kaphe Ulanda (Belanda Kafir). Nantinya, Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar memiliki anak yang diberi nama Cut Gambang.
Teuku Umar yang mengkhianati Belanda menyebabkan Belanda marah dan melancarkan operasi besar-besaran untuk menangkap baik Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar. Namun, gerilyawan kini dilengkapi perlengkapan dari Belanda. Mereka mulai menyerang Belanda sementara Jend. Van Swieten diganti. Penggantinya, Jend. Jakobus Ludovicius Hubertus Pel, dengan cepat terbunuh dan pasukan Belanda berada pada kekacauan. Belanda lalu mencabut gelar Teuku Umar dan membakar rumahnya, dan juga mengejar keberadaannya.
Dien dan Umar terus menekan Belanda, lalu menyerang Banda Aceh (Kutaraja) dan Meulaboh (bekas basis Teuku Umar), sehingga Belanda terus-terusan mengganti jendral yang bertugas. Unit "Maréchaussée" lalu dikirim ke Aceh. Mereka dianggap biadab dan sangat sulit ditaklukan oleh orang Aceh. Selain itu, kebanyakan pasukan "De Marsose" merupakan orang Tionghoa-Ambon yang menghancurkan semua yang ada di jalannya. Akibat dari hal ini, pasukan Belanda merasa simpati kepada orang Aceh dan Van der Heyden membubarkan unit "De Marsose". Peristiwa ini juga menyebabkan kesuksesan jendral selanjutnya karena banyak orang yang tidak ikut melakukan jihad kehilangan nyawa mereka, dan ketakutan masih tetap ada pada penduduk Aceh.
Jendral Joannes Benedictus van Heutsz memanfaatkan ketakutan ini dan mulai menyewa orang Aceh untuk memata-matai pasukan pemberontak sebagai informan sehingga Belanda menemukan rencana Teuku Umar untuk menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899. Akhirnya, Teuku Umar gugur tertembak peluru. Ketika Cut Gambang, anak Cut Nyak Dhien, menangis karena kematian ayahnya, ia ditampar oleh ibunya yang lalu memeluknya dan berkata:
"Sebagai perempuan Aceh, kita tidak boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid"
Cut Nyak Dien lalu memimpin perlawanan melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya dan mencoba melupakan suaminya. Pasukan ini terus bertempur sampai kehancurannya pada tahun 1901 karena tentara Belanda sudah terbiasa berperang di medan daerah Aceh. Selain itu, Cut Nyak Dien sudah semakin tua. Matanya sudah mulai rabun, dan ia terkena penyakit encok dan juga jumlah pasukannya terus berkurang, serta sulitnya memperoleh makanan. Hal ini membuat iba para pasukan-pasukannya.
Anak buah Cut Nyak Dhien yang bernama Pang Laot melaporkan lokasi markasnya kepada Belanda karena iba. Akibatnya, Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di Beutong Le Sageu. Mereka terkejut dan bertempur mati-matian. Cut Nyak Dhien ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Dhien dipindah ke Sumedang berdasari orang terakhir yang melindungi Dien sampai kematiannya. Namun, Cut Nyak Dhien memiliki penyakit rabun, sehingga ia tertangkap. Dhien berusaha mengambil rencong dan mencoba untuk melawan musuh. Sayangnya, aksi Dhien berhasil dihentikan oleh Belanda. Cut Gambang berhasil melarikan diri ke hutan dan meneruskan perlawanan yang sudah dilakukan oleh ayah dan ibunya.
MASA TUA & KEMATIAN
Setelah ditangkap, Cut Nyak Dhien dibawa ke Banda Aceh dan dirawat di situ. Penyakitnya seperti rabun dan encok berangsur-angsur sembuh. Namun, Cut Nyak Dien akhirnya dibuang ke Sumedang, Jawa Barat, karena ketakutan Belanda bahwa kehadirannya akan menciptakan semangat perlawanan dan juga karena ia terus berhubungan dengan pejuang yang belum tunduk.
Ia dibawa ke Sumedang bersama dengan tahanan politik Aceh lain dan menarik perhatian bupati Suriaatmaja. Selain itu, tahanan laki-laki juga menyatakan perhatian mereka pada Cut Nyak Dhien, tetapi tentara Belanda dilarang mengungkapan identitas tahanan. Ia ditahan bersama ulama bernama Ilyas yang segera menyadari bahwa Cut Nyak Dhien merupakan ahli dalam agama Islam, sehingga ia dijuluki sebagai "Ibu Perbu".
Pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dhien meninggal karena usianya yang sudah tua. Makam "Ibu Perbu" baru ditemukan pada tahun 1959 berdasarkan permintaan Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasan. "Ibu Perbu" diakui oleh Presiden Soekarno sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui SK Presiden RI No.106 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964.
MAKAM
Menurut penjaga makam, makam Cut Nyak Dhien baru ditemukan pada tahun 1959 berdasarkan permintaan Gubernur Aceh, Ali Hasan. Pencarian dilakukan berdasarkan data yang ditemukan di Belanda. Masyarakat Aceh di Sumedang sering menggelar acara sarasehan. Pada acara tersebut, peserta berziarah ke makam Cut Nyak Dhien dengan jarak sekitar dua kilometer. Menurut pengurus makam, kumpulan masyarakat Aceh di Bandung sering menggelar acara tahunan dan melakukan ziarah setelah hari pertama Lebaran. Selain itu, orang Aceh dari Jakarta melakukan acara Haul setiap bulan November
Makam Cut Nyak Dhien pertama kali dipugar pada 1987 dan dapat terlihat melalui monumen peringatan di dekat pintu masuk yang tertulis tentang peresmian makam yang ditandatangani oleh Gubernur Aceh Ibrahim Hasan pada tanggal 7 Desember 1987. Makam Cut Nyak Dhien dikelilingi pagar besi yang ditanam bersama beton dengan luas 1.500 m2. Di belakang makam terdapat musholla dan di sebelah kiri makam terdapat banyak batu nissan yang dikatakan sebagai makam keluarga ulama H. Sanusi.
Pada batu nissan Cut Nyak Dhien, tertulis riwayat hidupnya, tulisan bahasa Arab, Surah At-Taubah dan Al-Fajr, serta hikayat cerita Aceh.
Jumlah peziarah ke makam Cut Nyak Dhien berkurang karena Gerakan Aceh Merdeka melakukan perlawanan di Aceh untuk merdeka dari Republik Indonesia. Selain itu, daerah makam ini sepi akibat sering diawasi oleh aparat.
Kini, makam ini mendapat biaya perawatan dari kotak amal di daerah makam karena pemerintah Sumedang tidak memberikan dana.