Kamis, 31 Januari 2013

Apakah WAYANG itu...?

Berkas:Bathara Guru.jpg
Batara Guru (Siwa) dalam bentuk seni wayang Jawa.

Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Selain itu beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.

UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara lain yang memiliki pertunjukan boneka. Namun pertunjukan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada tahun 2003.

Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun demikian, kejeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia. Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang

Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.

Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.

Ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto, SJ pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab.

JENIS WAYANG BERDASARKAN BAHAN BAKU PEMBUATAN
WAYANG KULIT 
  • Wayang Purwa
    • Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta
    • Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
  • Wayang Madya
  • Wayang Gedog
  • Wayang Dupara
  • Wayang Wahyu
  • Wayang Suluh
  • Wayang Kancil
  • Wayang Calonarang
  • Wayang Krucil
  • Wayang Ajen
  • Wayang Sasak
  • Wayang Sadat
  • Wayang Parwa
  • Wayang Arja
  • Wayang Gambuh
  • Wayang Cupak
  • Wayang Beber
WAYANG KAYU
  • Wayang Golek/Wayang Thengul
  • Wayang Menak
  • Wayang Papak/Wayang Cepak
  • Wayang Klithik
  • Wayang Timplong
  • Wayang Potehi
 WAYANG ORANG
  • Wayang Gung
  • Wayang Topeng
 WAYANG RUMPUT
  • Wayang Suket
JENIS WAYANG MENURUT ASAL DAERAH
Beberapa seni budaya wayang selain menggunakan bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Bali juga ada yang menggunakan bahasa Melayu lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang, dan bahasa Banjar. Beberapa diantaranya antara lain:
Berkas:Wayang Bali.jpg
Wayang Bali
  • Wayang Surakarta
  • Wayang Jawa Timur
  • Wayang Bali
  • Wayang Sasak (NTB)
  • Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
  • Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
  • Wayang Betawi (Jakarta)
  • Wayang Cirebon (Jawa Barat)
  • Wayang Madura (sudah punah)
  • Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)

Sumber : wikipedia

Anda Adalah Pengunjung Blog Yang Ke :