1. Tanaman Ternyata Makhluk Sosial
Mereka tak punya memori, tapi tanaman bisa mengenali kerabat dekat
mereka dan bekerja bersama. Tumbuhan menjadi kurang agresif saat
dikelilingi 'anggota keluarga', saling membantu, bukannya berkompetisi
sengit seperti ketika mereka bersama 'orang asing'.
Dalam makalah yang ditulis ahli biologi dari McMaster University, Susan Dudley di American Journal of Botany, anggapan bahwa tanaman adalah makhluk pasif, pasrah menerima nasib, ilmuwan menemukan mereka berperilaku laiknya hewan.
Beberapa tanaman bahkan tampaknya bersifat sosial, mendukung keluarga sembari mendorong orang asing dari lingkungan.
Dalam jurnal, Dudley menjelaskan Impatiens pallida,
tanaman bunga biasa, mencurahkan energi lebih sedikit dari biasanya
untuk menumbuhkan akar-akarnya ketika dikelilingi oleh kerabatnya.
Sementara, di dekat tumbuhan dengan genetik yang tak terkait, mereka
menumbuhkan akar secepat mungkin.
2. Tubuh Manusia Adalah Sumber Energi
Ketika manusia menghamba pada energi terutama yang berasal dari fosil. Tanpa disadari, tubuh kita sejatinya bisa menghasilkan energi. Rata-rata manusia memproduksi sekitar 100 watt saat beristirahat, dan bisa melonjak sampai 2.000 watt selama latihan intensif.
Seperti dimuat situs Extreme Tech,
sebagian besar energi diperlukan untuk tugas-tugas penting, seperti
memompa jantung dan melenturkan otot-otot. Namun, ada banyak energi yang
terbuang sia-sia, dilepaskan menjadi panas.
Menariknya, hampir
semua energi yang terbuang bisa ditangkap dan diubah menjadi listrik,
yang kemudian bisa sebagian atau sepenuhnya menggantikan ketergantungan
kita pada baterai kimia. Itu yang kini sedang diusahakan para ilmuwan.
"Tak
lama lagi, baterai dari energi manusia akan muncul. Hanya soal waktu
dan sejauh mana penelitian dilakukan," demikian dimuat Extreme Tech.
Orang pertama yang mungkin diubah tenaganya adalah tentara, yang sering memanggul dan menyeret perlengkapan berat
3. Kuda Nil Jantan Bisa Hamil
Kuda nil jantan dan bertukar peran dalam reproduksi. Pejantan punya 'kantung keturunan' -- tempat betina menaruh telur-telurnya -- lalu melahirkannya.
Seperti dimuat situs sains, Science Daily
ahli biologi evolusi dari Texas A&M University, Adam Jones dan
koleganya meneliti induk jantan punya struktur eksternal mirip kantung.
Setelah telur dimasukkan, jantan lalu melepaskan sperma ke dalam kantong untuk membuahi telur.
"Tidak
akan menarik jika kantung itu hanya sekedar lipatan di mana betina
meletakkan telur semacam tas," kata Jones. "Tapi kehamilan jantan
beberapa spesies kuda laut jauh lebih kompleks dari itu."
4. Bersalaman Memindahkan Kuman Lebih Banyak Dari Berciuman
Ini kabar menarik untuk para pasangan: tak ada alasan untuk tidak mencium pasangan, meski sedang flu. Asal...menjaga tangan Anda tetap berjauhan.
"Orang-orang tak mau berciuman saat sedang flu,
padahal faktanya, mereka lebih mungkin untuk menularkan infeksi dengan
menjabat tangan seseorang," kata pakar kesehatan Profesor Sally
Bloomfield
5. Ubur - Ubur Ini Abadi
Pada tahun 1988, manusia akhirnya menemukan 'kehidupan abadi' dari dasar laut. Temuan tersebut dihasilkan seorang mahasiwa biologi kelautan asal Jerman bernama Christian Sommer, yang saat itu berusia 20-an tahun.
Seperti dimuat New York Times, kala itu, ia
menghabiskan musim panas di Rapallo, kota kecil di Riviera, Italia -- di
mana satu abad sebelumnya Friedrich Nietzsche melahirkan Sabda
Zarathustra (Also Sprach Zarathustra).
Makhluk itu adalah spesies ubur-ubur Turritopsis nutricula. Saat terluka, ia akan mengubah dirinya menjadi gumpalan, dan memulai proses yang dinamakan transdifferentiation.
Sel makhluk itu akan kembali ke bentuk awal dan kembali bertumbuh. Atau secara efektif melakukan regenerasi.
Memang ubur-ubur itu bisa mati oleh predatornya. Namun jika tak dimangsa, ia tak akan mati
6. Manusia Kerabat Dekat Jamur.
Manusia berbagi nenek moyang yang sama dengan hampir semua makhluk, namun kita relatif dekat dengan jamur. Bahkan, jamur secara genetik lebih ke manusia daripada tanaman.
Seperti dimuat situs io9,
ide dasar teori itu adalah gagasan bahwa bentuk kehidupan di darat
berasal dari berbagai jenis ganggang mengambang di sekitar laut.
Protein
jamur lebih seperti binatang daripada protein nabati. Kemudian
ditemukan bahwa baik hewan, juga manusia, dan jamur mengandung komponen
yang disebut lanosterol, sedangkan tanaman tidak punya.
7. Usia Alam Semesta Adalah 13,82 Miliar Tahun.
Alam semesta sudah berusia amat sepuh. Yakni 13,82 miliar tahun.
Lalu,
berapa usia bumi? Berdasarkan penanggalan radiometrik meteorit, usia
Bumi lebih dari 4,54 miliar tahun. Planet tempat manusia bergantung
hidup sudah teramat tua, rusak, lagi padat.
Sebuah studi terbaru
yang dilakukan University of East Anglia, Inggris memperkirakan, Bumi
masih mampu menopang kehidupan setidaknya selama 1,75 miliar tahun
mendatang. Tapi syaratnya, selama bencana dahsyat akibat nuklir,
tubrukan asteroid raksasa, dan malapetaka lain tak terjadi.
8. Rambut Manusia Bisa Menahan Berat 12 Ton.
Kecuali rambut anda mudah rontok atau bahkan botak, gabungan rambut di kepala, atau 15 ribu helai, bisa menahan bobot dua gajah sekaligus atau 12 ton.
Seperti dimuat ehow.com, adalah ahli bernama Dr.Frederic Leroy yang mengeluarkan gagasan tersebut.
9. Ayam Ini Tak Butuh Kepala.
Jangan salah sangka dulu, ayam lebih suka punya kepala. Namun, fakta
membuktikan, ayam bernama Mike bertahan hidup 18 bulan setelah kepalanya
terpotong.
Lho, lalu bagaimana ia bisa tetap hidup?
Ayam
berjuluk "Mike the Headless Chicken" masih memiliki cukup batang otak
untuk terus bernyawa. Ia bahkan berkeliling Amerika Serikat. Sebagai
bintang.
Di masa jayanya Mike bahkan dapat menghasilkan uang sebanyak US $4.500 atau sekitar Rp 49 juta dalam sebulan pertunjukannya.
10. Matahari Akan Menjadi Berlian Terbesar.
Berlian terbesar yang ditemukan tidak berada di Bumi, namun di seberang galaksi.
Yakni,
bintang yang sudah mati bernama BPM 37093 alias Lucy, yang jaraknya
sekitar 50 tahun cahaya dari planet manusia, di konstelasi Centaurus.
Bintang itu ditemukan pada 2004.
Bintang kerdil putih itu menjadi
bongkahan karbon mengkristal yang beratnya 5 juta triliun triliun pon,
atau setara dengan berlian 10 miliar triliun triliun karat. Demikian
dikutip dari Space Today.
Para ilmuwan menduga, Matahari
juga akan bernasib sama setelah mati nanti, menjadi bongkahan berlian
dalam waktu 7 miliar tahun.
"Anda akan membutuhkan kaca pembesar
ukuran Matahari untuk menilai berlian ini," kata astronom Travis
Metcalfe, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Komentar Anda Tidak Menyinggung SARA...