Selasa, 22 Maret 2011

Teras Awal...

Siapa sangka ternyata jejaring sosial FB mempertemukan aku dengan teman-teman remajaku saat masih bersekolah di SMAYO...

Di teras itulah awal aku berkeluarga dengan SMAYO, karena menurut teman Fe, inilah kelasku dulu waktu masih kelas 1. Masih terekam dengan jelas aku berada di kelas I-2. Kala itu aku masih merasakan sekolah siang selama 1/2 semester dan itu sangat melelahkan.

Jujur aku sangat senang dan bangga akan keadaan sekarang, ternyata ingatanku terhadap teman-teman SMAYO masih terawat rapi dan baik di benak memoriku....

Teringat jelas setiap sudut-sudut sekolah membangkitkan memori-memori yang sempat terlupakan begitu saja di telan kondisi kesibukan dan aktifitas yang sangat menyita waktu dan pikiran....

Sekarang sedikit demi sedikit aku mulai membangun kenangan tersebut bersama teman-temanku yang sudah tersebar dimana-mana di pelosok tanah air, dengan profesi yang beragam pula.

Sebuah Grup di FB : "Alumni SMAYO Lulusan 1996" semakin mempererat persabatanku dengan teman-teman. Sekaligus grup tersebut menjadi wadah yang sangat bermanfaat bilamana suatu acara diselenggarakan. Mulai dari sekedar silaturahim, temu kangen atau Reuni Tahunan yang semakin mengakrabkan aku dan teman-teman semuanya. (bersambung)

Rabu, 16 Maret 2011

Lumbung Pemain Berbakat: Surabaya Kota Pahlawan Sepakbola

INILAH.COM, Jakarta- Menyandang titel sebagai Kota Pahlawan, Surabaya kerap dikaitkan dengan perjuangan. Menariknya hal itu tidak hanya dalam peperangan melawan penjajah tetapi juga di persepakbolaan.
Ketika menyebut kata sepakbola dan Surabaya, sejenak pikiran kita akan melayang ke salah satu tim raksasa di Liga Indonesia yaitu Persebaya. Tak mengherankan karena dari sana banyak talenta muda bermunculan.

Sebagai sebuah klub, Persebaya tidak sekadar tim yang tampil di kompetisi Indonesia. Namun dapat dikatakan sebagai tonggak berdirinya sepakbola Indonesia.
Berdiri pada 1910, tim asal Surabaya ini bermula dengan menggunakan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Kala itu tim SIVB dihuni oleh orang-orang Belanda yang menghuni Surabaya. Namun, seiring perkembangan, tim SIVB mulai dihuni orang-orang pribumi.

Bahkan tepat 20 tahun berselang secara gerilya SIVB bersama dengan enam klub lainnya tampil sebagai aktor utama yang membidani lahirnya induk organisasi sepakbola Indonesia, yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.

Keenam klub itu ialah VIJ Jakarta, BIVB Bandung (Persib Bandung), MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta).

Sebagai salah satun tim tertua di Indonesia, prestasi tim asal Surabaya ini bisa dikatakan memuaskan. Setelah membidani lahirnya, PSSI SIVB (Persebaya) mulai mengandalkan materi pemain muda lokal asli Surabaya dengan paduan pemain keturunan Tionghoa.

Selepas era kemerdekaan, SIVB mulai bertransformasi menjadi Persebaya setelah sebelumnya menggunakan nama Persebaja pada era 40an.

Sepanjang keikutsertaannya di kompetisi amatir Indonesia, Persebaya telah menorehkan lima gelar dua diantaranya di kompetisi Perserikatan.

Prestasi ini terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama ke dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia pada tahun 1994 lalu.

Tepat pada musim ketiga gelaran Liga Indonesia, Persebaya berhasil merengkuh gelar juara Liga Indonesia pada 1997.

Bahkan tim berjuluk Green Force itu berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada 2005 Green Force kembali merebut gelar juara.

Namun keandalan mereka tidak hanya sebatas itu. Persebaya juga terkenal piawai mencetak pemain berbakat. Sebut saja nama Abdul kadir, Rudy Keltjes, Didiek Nurhadi, Bejo Sugiantoro, Anang Ma’ruf, Hendro Kartiko, Uston Nawawi hingga Mursyid Effendi. Mereka menjadi langganan timnas Indonesia.

Deret nama itu baru sebagian dari sejumlah pemain Persebaya yang telah melegenda di kancah persepakbolaan tanah air.

Hal itu menjadi bukti dari kepiawaian Surabaya dalam mengelola sejumlah pemain muda untuk kemudian diorbitkan menjadi pemain potensial.

Namun, sayangnya dalam beberapa periode terakhir tim asal Surabaya ini mengalami kemandekan dalam proses memproduksi calon-calon garuda muda.

Oleh karena itu sebagai salah satu kota yang menjadi rujukan tim pencari bakat timnas Indonesia, sudah sepatutnya pihak pemerintah Surabaya dapat bersinergi dengan klub lokal Persebaya dalam upaya memberikan perhatian khusus untuk mencetak pemain muda potensial. [nic]

Anda Adalah Pengunjung Blog Yang Ke :